Kamis, 03 November 2011

Manajemen: Mengenal efesiensi, efektivitas dan perencanaan


Seberapa jauh sebuah organisasi mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat, atau kedua-duanya, sangat tergantung pada manejernya. Bila para manajer menjalankan tugas dengan baik besar kemungkinan organisasi itu mencapai tujuannya.
Seberapa baik manajer menjalankan tugasnya-kinerja manager- kita akan membahas sejumlah criteria serta konsep untuk menilai  manajer dan organisasi. Sebagaimana konsep-konsep yang diusulkan oleh Peter Drucker[1],  salah seorang penulis tentang manajemen yang cukup disegani: efesiensi dan efektivitas. Seperti dikemukakannya:
Efesiensi, berarti  menjalankan pekerjaan dengan benar.
Efektivitas, berarti menjalankan pekerjaan yang benar.
Efesiensi
Kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar adalah sebuah konsep “masukan-keluaran.” Seorang manager yang efesien manajer yang mencapai keluaran, atau hasil, yang memiliki sifat-sifat yang dikehendaki masukan (tenaga kerja, bahan-bahan dan waktu) yang dipergunakan untuk mencapai hasil seoftimal mungkin. Manajer yang memiliki kemampuan mereka yang  memperkecil  biaya sumber daya yang dipergunakannya untuk mencapai tujuan adalah manajer yang bertindak efesien.

Efektivitas
Kemampuan seorang manajer untuk memilih sasaran yang tepat. Seorang manajer yang memilih sasaran yang tidak tepat adalah manajer yang tidak efektif. Sebagai seorang manajer tentu memiliki tujuan yang hendak dicapaikan oleh organisasi. Sasaran-sasaran ini menjadi tugas seorang manajer untuk mencapai apa yang telah digariskan oleh organisasi. Dengan demikian manajer hendaklah bersikap proaktif, mampu melihat peluang dan memamfaatkan sebaik mungkin peluang-peluang tersebut demin mencapai hasil kerja yang memenuhi sasaran yang dituju. Efesiensi berapa pun besar tidak dapat mengkompensasi kekurangan efektivitas. Bagi Drucker, efektivitas kunci keberhasilan organisasi. Diantara efektivitas seorang manager mamapu membaca kedaan seperti membuat perencanaan-perencanaan agar tujuan dari organisasi dapat diwujudkan.

Perencanaan
Perencanaan menunjukkan bahwa manajer berpikir melalui sasaran-sasaran dan kegiatan mereka yang sebelumnya,  bahwa aktivitas mereka lebih berdasarkan pada suatu metode, rencana, atau pikiran logis daripada menduga-duga.  Rencana memberi sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut.  Selain itu rencana memungkinkan: 1. Oraganisasi dapat memperoleh serta meningikat sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. 2. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih. 3. Kemajuan ke arah tujuan dapat dianalisa dan diukur, sehingga tindakan pebaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.
Langkah pertama yang harus dilakukan seorang manajer dalam perencanaan adalah memilih tujuan bagi organisasi. Kemudian sasaran ditetapkan untuk subunit-subunit organisasi devisi, bagian, dan lain-lainnya.  Setelah sasaran ditentukan, program-programpun ditetapkan untuk mencapai sasaran dengan cara sistematik dan terorganisir. Tentu dalam hal memilih dan mengembangkan program manajer haruslah mempertimbangkan kelayakannya dan apakah sasaran yang direncanakan itu dapat diterima oleh manajer-manajer lainya. Rencana untuk manajer puncak organisasi secara keseluruhannya dapat mencakupi jangka waktu 5-10 tahun. Pada organisasi yang berskala besar biasanya perencanaan itu mencapai miliarandolar.


[1]James A.F. Stoner & R. Edward Freeman. Manajemen. Ed-5. Terj. Benyamin Molan at.al. Itermedia Publishing Jakarta 1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar